Khawatir
Aku terpikir apa yang dilakukan sekarang disiang yang terik ini. Apakah di sementara sibuk dibawah terik matahari yang ekstreme atau barangkali sibukk mengurusi bintang piaraannya. Atau mereka berdua sementara asyik berdiskusi didepan televisi sambil menikmati teh panas dan beberapa pisang goreng. Asyik bercerita tentang anaknya yang telah sukses.
Tapi Aku khawatir tidak bisa memberikan yang terbaik apa yangmereka harapkan. Msekipun, mungkin Dia hanya berharap bisa melihat Aku berdiri diaatas podium mengenakkan toga beserta berbagai macam ornamen-ornamen sebagai tanda orang yang berilmu. Tapi, bukan itu yang aku harapkan, tapi melebihi dari itu. Bisa melanjutkan study yang lebih tinggi. Disamping itu, bisa sukses dalam hal pekerjaan.
Yah mungkin itu hanya kekhawatiranku saja. Sementara, disekitarku berjalan normal. Itu hanya kekhawatiran-kekhawatiran tapi semuanya hanya menikmati jalannya kehidupan. Seperti roda-roda gerobak dan air yaang mengalir mengikuti arus yang mengalir mengikuti arus kemana mereka berakhir. Tapi, aku ingin tidak seperti itu, kalau aku tidak bisa melawan arus, paling tidak aku bisa memberontak dan mengalirkan sedikit air itu bukan pada arus yang biasa dilewati oleh sebagian air itu.
##
Mangasa, Nopember 12 2012
0 Response to "Khawatir"
Posting Komentar