Selamat Datang di Guru Merdeka

Selamat Datang di Guru Merdeka

Goresan Cinta Di Butta Panrita Lopi


Aku tidur
Aku belajar
Aku mengajar
Aku mandi
Aku dimana-mana
Kau ikut bersama dalam bayangan  rindu itu. I LOVE MY SUGAR(MS)
Pandangan pertama adalah sesuatu hal yang spesial. Itulah kata setiap orang yang biasanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku melihatmu dalam bayangan wajahmu senantiasa menampakkan diri dalam beningnya suaramu. Aku melihat wujudmu dalam kelas itu meskipun hanya dalam berkisar dalam beberapa jam saja namun kau meningglkan kesan yang menghunjam kebawah membuat hati ini ingin  selalu bertemu.
Waktu pemberangkatan untuk P2K aku mencari sosok yang membuatku merasa kehilangan. Mencari sosok yang begitu indah. Namun aku tak melihatmu, aku terus bertanya kau dimana? Apakah kamu pergi ke sana? Namun aku semakin bingung dalam pencarianku. Sehingga jiwa ini letih dalam kesepian dan merasa kehilangan dalam perjalanan.
Aku tiba di posko itu dengan suasana yang sangat meletihkan, namun yang membuat aku bahagia ketika aku tiba di gerbang itu adalah hadirnya sosok wajah yang begitu indah ketika aku pandang. Pancaran sinar wajahnya membuat hati tenang, melihatnya tersenyum diteras rumah kayu yang bermodel adat bulukumba itu. disitulah membuat hati ini menjadi tenang. J

Hari demi hari aku menjalaninya dengan penuh motivasi karena ada sesorang yang membuat aku hidup kembali setelah aku sempat mati suri dari pengembaraan cinta terhadap seseorang yang belum sempat juga tersampaikan secara langsung. Kali ini aku diberikan kekuatan baru yang untuk  menjalani kehidupan percintaan dalam mengantar cinta yang serius dengan tanda dari penghulu(just dream heheheheh J).
Aku bercanda dengan dia dan memberikan pertanyaan yang serius tentang dirinya dan terkadang memberikan pujian yang membuat mereka bersemangat. Canda memang merupakan bumbu dalam kehidupan ini untuk menunjukkan jati diri dia sebenarnya. Dan terkadang aku bertukar pikiran dengan teman seposko(A and D) tentang si Dia. Ketika itu aku sempat memang mengakui diantara aku dan si A saling jujur bahwa aku memang memiliki perasaan terhadap seseorang, dan begitu pula dengan si A supaya jujur bahwa juga memiliki perasaan terhadap seseorang. Maka, aku saling membuka kunci supaya jangan sampai kami memiliki kunci yang sama. Supaya tak ada perasaan kecewa diantara kami kedepannya aku mengatakan “ aku menyukai si R”. Begitu pula dengan dia juga membuka kunci bahwa “ dia menyukai N”. Maka kunci diantara Kami saling terbuka. Maka, kami saling mendorong untuk cepat dalam proses ke situ, tapi aku katakan “ slow aja brother, we have much time for it”.
Namun , sebelum aku saling membuka kunci. Si A memang orangnya terbuka  terhadap seseorang. Aku juga sempat heran ketika dia menceritakan liku-liku percintaanya selama ini, so that aku bahagia karena aku yakin si A ini percaya terhadap aku tentang masalah privacynya.maka, akupun memberikan solusi tentang pilihan hidupnya tentang lingkungan percintaanya.
Hari demi hari kehidupan posko membuat jadi hidup setelah aku sempat pasangkan dengan seseorang yang memamng mirip mukanya. Aku sempat katakan “ kau memang jodoh dengan si H”
“ hahahahaha.... J”si A hanya tersenyum dengan sedikit malu.
Kemudian setelah malam tiba, saat persitirahatan telah dinikmati dengan rapat disertai dengan diskusi dan berdebatan yang membuat sedikit berbeda susana.
J J J
Seiring berjalannya waktu kadang aku berdiskusi dengannya dan sedikit memuji tentang kerajinannya dan memang dia rajin ditambah dengan tentang kecantikannya yang memang memberikan kemistri  bagiku terhadapnya. Aku pernah duduk berdua diteras sore itu  setelah mandi dengan wajah yang sangat cerah dan bersinar aku terpana dengannya dan aku berusaha menahan diri untuk mendekatinya pelan-pelan. Dan juga sempat aku ketinggalan makan untuk bersama dengan teman-teman namun aku dibuat kagum oleh si Dia. Dia langsung melayaniku dengan sajian makanan yang ada dia mengambilkan aku air, serta mengumpulkan kembali piring dan gelas yang aku pakai. J kenangan sangat berkesan dengannya.
Aku juga sempat memberikan stimulasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berisi dengan candaan serta terkadang memberikan pertanyaan tentang privacynyaJ, untuk mengetahui seluk-beluknya tentang Dia. Pernah aku mengatakan “ kamu mirip sepupuku”? “ masa.... emang banyak orang bilang juga seperti itu kepadaku, emang aku muka pasaran”? balasnya. Aku hanya tersenyum dengannya diteras itu dengannya. Aku juga tahu mungkin dia sudah merasakan tentang perasaanku kepadanya, karena dia sering datang duduk dikursi ketika aku duduk sendiri.
Setiap malam berganti perasaan itu semakin bertambah dan bertambah kepadanya. Setiap permulaan malam rasa kerinduan itu semakin besar dan menteskan air mata. Aku hanya ingin melihatmu, menikamati mata cantikmu itu dengan wajah cantikmu itu bagikan paras arab. Hati ini terkadang muncul rasa cemburu ketika aku melihatmu bersama dengan orang lain tapi aku tetap memendam itu untuk saat ini.
Aku juga merasa ketakutan ketika aku tak bisa memilikimu, takut ditinggalkan dan takut meninggalkan, aku juga tak mampu mengucapkan rasa suka itu dalam mulutku bukan karena aku takut tapi aku masih butuh sesuatu yang bisa menguatkan cintaku kepadamu bukan karena cinta nafsu yang kadang menjalari dan menodai cinta seseorang. Aku juga mengaharap kepadamu untuk menyukaiku dengang diam-diam meskipun kita bisa saling mengungkapkan perasaan kita masing J
J J J
Sore ini aku sempat jalan berboncengaan dengannya ke suatu tempat ke rumah keluarga teman. Sinar matahari agak gembira dengan kemunculan perasaanku yang punya kesempatan untuk bersama meskipun dalam waktu yang singkat.  Ketika dia mengangkangkan kakinya diatas sadel itu, hati berbunga dengan mekar, mulut pun basah dengan ketegangan apa yang mesti aku ucapkan untuk memulai pembicaraan dengannya. Motor berjalan dengan kencang diatas jalan yang agak tak bersahabat.  Turunan dan tanjakan membuat perjalanan ini menjadi hal yang istimewa karena dimana kondisi alam yang bisa membuat kedekatan itu membuat lebih dekat lagi.
Aku memulai pembicaraan agak sedikit gagap, mulutku kering karena kehabisan kata-kata untuk mengatakan sesuatuu kepadanya. Bertanya tentang berbagai hal dalam masalah privacinya, dan bersimfoni dengan berbagai suara alam yang membahana di jalanan. Aku sempat bertanya tentang pribadinya, keluarganya, dan kampungnya. Dalam perjalanan itu membuat aku menjadimerasa yakin bahwa dia memang meiliki perasaan terhadapku karena dari beberapa cewek yang sempat aku bonceng, rata-rata mereka jika ada turunan pasti dia menahan badannya ddengan menggunakan tangan di bahuku namun kali ini dia agak sedikit berbeda, terkadang  buah gunungnya biasa menyentuh punggung yang kekar ini namun terkadang juga menahannya dengan tangan, aku semakin bingung apakah dia memang punya cinta kepadaku atau sekedar rasa iseng saja. Tak lama waktu berlalu jalanan terasa semakin pendek untuk membicarakan hal-hal yang sangat perlu tapi waktu untuk membicarakan hal seperti itu dibatasi oleh jarak perjalanan yang terasa sangat dekat.
Aku tiba dirumah keponakan temanku  dengan waktu begitu terasa  singkat. Akupun masuk  dengan sambutan yaang hangat dari tuan rumah serta muka  yang cerah. Kemudia duduk diatas kursi plastik sambil bercerita kepada tuan rumah. Tak lama kemudian air panas pun keluar menyambutku dengan kerongkongan yang agak kering. Sambil menikmati pembicaraan tentang keluarga. Aku mendapatkan banyak pelajaran dari tuan rumah karena mereka sangat terbuka dan komunikatif. Meskipun keluarganya yang sederhana mereka mampu memuliakan tamunya seadanya.
Waktu begitu cepat berlalu, suara adzan isya pun bersenandung dimana-mana. setiap mata saling memberikan kode. Kamipun beranjak dari sandaran indah itu, memberikan tangan sebagai tanda perpisahan. Motorpun aku bunyikan, sambil merasa berpikir banyak apa yang harus aku bilang nanti  setelah dijalan. Kebingungan pun kembali muncul, aku harus memulai pembicaraan mulai darimana?.... J. Akupun  mengatakan “bagusnya ya.... kalau orang sudah menikah seperti ya g katakan kakak tadi?” kemudian “ iyya...” jawabnnya. Akupun bertanya kembali “ kapan kamu menikah”?
“ belumpi”.. jawabanya
“ oh iya..... aku mau menanyakan sesuatu yang menyangkut masalah privaci, bisa kan”? kataku dengan nada yang agak ragu.
“ bisa” jawabnya dengan singkat.
“ pernah tidak anda melakukan hubungan antar perasaan maksud saya dalam tanda pacaran” tanyaku lagi.
“pernah” jawabnya dengan singkat.
Memang dia agak sedikit malu ketika aku menanyakan tentang seperti itu, dan selama perjalanan dia hanya  menjawab dan tak  pernah sekalipun bertanya balik, ini membuat aku kaku. Lanjut, aku kembali bertanya kepadanya...
“ apakah anda masih menjalin hubungan dengannya”? tanyaku lagi.
Kemudian dia menjawab “ iyya.... L
Jawaban itu membuat semangatku runtuh, hatiku terkoyak, aku bagaikan dirundung batu yang tak bertepi, langit itu bergemuruh menamani tangisnya cintaku, air mata  ini sedikit gemercingan.  Namun, aku tak begitu yakin maka kembali aku menyakan sesuatu yang lebih intens lagi.
“ emang orang apa pacarmu” tanyaku dengan semangat ingin tahu.
  orang Barru” jawabnya dengan tenang.
“ jurusan apa ya”? tanyaku lagi.
“ sama ama kamu, jurusan bahasa Inggris” jawabnya dengan tanpa perasaan memiliki tanpa pertimbangan.
Aku semakin jatuh dalam kubangan kemudian ketimpa lagi barang yang jatuh. Hati ini semakin tak ada harapan dalam duniaku. Namun, aku punya Tuhan dimana aku bisa bercinta dengannya setiap saat. Maka, aku berusaha dengan ikhlas dengan kenyataan itu. karena aku pasti ada diluar sana yang terbaik buat aku, atau bisa saja itu adalah salah satunya engkau. Untuk memuaskan rasa penyesalan itu, ku berusaha untuk mengatakan.
“ aku minta maaf jika lancang bertanya tentang hal-hala privaci seperti itu” kataku’
“ ngak apa-papa” jawabnya dengan suara datar tanpa ada harapan dari sang pujangga.
Aku hanya samakin layu, dan tak mampu bertahan dalam dunia fana ini. Semkin tak ada harapan. Aku terjatuh dalam kubangan kemudian ditimpa kembali barang yang jatuh. Aku tak mampu menatap matamu. Bukan karena matamu silau tapi aku takut perasaan cinta itu kembali muncul namun aku hanya bisa merasakan ruh cinta itu dalam kesendirianku. Kalau engkau tak mau berbagi cinta. Maka, biarkanlah aku hanya jatuh cinta pada Tuhan jika engkau tak mau mau menodai hakikat cintaku.
Aku hanya bisa berlari kemana-mana untuk menghilangkan kegalauan. Aku berlari dan berlari sangat kencang meninggalkan bayangan wajahnya yang senantiasa menghantui jiwa ini yang semakin tak tahan dari kata-katannya tak memberikan harapan. Menghilangkan kekecewaan dan sedikit mengharap dengan menikmati segelas kopi ditengah tanah lapang bersama dengan teman-teman posko. Berlacur dengan dinginnya malam beserta jutaan bintang. Namun, teman-teman juga sibuk bernostalgia dengan Hpnya. Sementara aku berusaha menghilangkan kegalauan itu.
Lama menikmati indahnya malam, kami pun beranjak pulang dengan ditemani lampion-lampion jalan. Hatipun berdebar tak mampu melihat wajahnya bersemayam dalam bayang-bayang takut melukai hati orang lain. Sebenarnya aku menyukainya dan cinta yang tak bisa diukur namun dia telah dimiliki oleh orang lain(baca: punya pacar). Jadi, aku tak berani mengganggu hubungan orang lain.
Sehingga aku telah mengatakan kepadanya bahwa aku tak akan mengganggunya. Waktu terus berjalan namun komunikasi tak ada yang jalan, aku hanya malu unutuk berbicara, dan tatapan yang dia berikan terkadang aku melemparkan pandanganku ke tempat lain untuk menghindari saling menatap supaya cinta itu tak kembali muncul.
Aku berusaha mengubur sikapku kepadanya namun pertemuan itulah yang senatiasa memupuk kesuburan rasa ingin memiliki dan saling mengerti perasaan. Aku juga bingung, karena ketika aku keluar posko bersama dengan teman-teman posko yang lain aku melihat sikapnya yang kurang tak rela untuk membiarkan sesorang untuk pergi berasamannya atau hanya telepatiku yang kurang tepat kepadanya.
Pernah suatu waktu ada seorang tamu datang ke posko. Namun, tamu tersebut malu untuk naik ke rumah. Aku sangat yakin bahwa dialah yang pernah diceritakan olehnya ketika diatas motor itu. aku berusaha membuang jauh rasa kecemburuan itu. dengan mengatakan “ buat apa aku cemburu kepadanya pada hal dia sudah dimiliki oleh orang lain, aku yang salah, aku mesti mengubur sikap cinta itu kepadanya”. Yah..... namun perasaan, itu harus dikikis dengan pelan-pelan karena tak bisa hilang dengan sendirinya.
21 februari 2013 aku keluar bersama jalan dekat bira denga dua motor. Aku hanya bingung ketika aku dipanggil untuk jalan sama temanku itu, dan dia juga di ajak jalan tapi dia langsung juga mau ikut dalam silaturahmi itu. aku hanya bigung di atas motor itu dan tak bisa memulai untuk mengatakan apa-apa. Aku hanya terdiam seperti orang yang bocengan namun tak saling kenal mengenal padahal sudah dua minggu dalam satu posko. Seirng berjalannya motor, aku berusaha mencari moment untuk memulai suatu pembicaraan itu namun, itupun lama baru terjadi dan itupun aku lupa apa yang pertama yang aku telah katakan untuk memulai pembicaraan pada waktu itu. aku seperti anak kecil yang marah-marahan namun tak taahu apa sebabnya. Namun lama-lama pembicaraan pun terus lancar dan akupun  tak segan untuk bertanya kepadanya.
Hari ini aku melihatnya galau samabil membaca suatu sms, sehingga mukanya pucat dan menyendiri di sudut teras rumah sedikit-sedikit dia berjalan untuk membaringkan tubuhnya diatas kursi dan memejamkan matanya namun hatinya tak bisa terpejamkan, pikirannya melampau angan-angannya.
J J J
Namun cintaku akhirnya membunuhku sendiri…
Bontobahari, 05 Mei 2013

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Goresan Cinta Di Butta Panrita Lopi"