Selamat Datang di Guru Merdeka

Selamat Datang di Guru Merdeka

Bagaimana Bersikap Terhadap Tuhan


BIDAYAH WAL HIDAYAH by imam Alghazali
Bagaimana bersikap  kepada Tuhan



Cerita tentang seorang tua ketemu dengan anak remaja yang sedang asyik beribadah dengan khusu dengan Tuhannya.
Orang tua itu datang dan medekat sekaligus bertanya kepada sang anak, “kau anak siapa?” kata orang tua tersebut. Kemudian sang anak mengatakan “aku adalah anak yatim”. Karena orang tua tersebut terkagum dengan pengalam spiritulnya. Maka, orang tersebut ingin mnjadi orang tua angkat anak tersebut. “ maukah kamu menjadi anakku?”  kata orang tua.
bisakah kamu memberikan aku makanan ketika aku lapar” kata sang anak.
tentu aku bisa” kata orang tua.
Bisakah kamu membelikan pakaian jika aku tak memiliki pakaian” kata  anak itu.
ya.... bisa? Kata orang tua
 “ bisakah kamu menyembuhkan aku ketika aku sakit” kata anak.
“ ohh.. kalau itu aku tidak bisa nak, karena bukan aku  yang memberikan penyakit dan yang menyembuhkannya” kata orang tuaa itu.
“Bisakah kamu menhidupkan aku jiaka aku mati?” kata anak itu.
“ kalau itu permintaanmu, maka  tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu melakukan itu, kecuali sang khlalik, yang menguasa langit dan bumi, yang menghidupkan serta yang mematikan manusia” kata orang tua.

“ kalau begitu, biarkanlah aku bermesraan denganNya  untuk senantiasa bermunajat denganNYa serta menikmati mengadu kasih denganNya”kata sang anak.
Sungguh kisah yang menakjubkan, seorang remajal yang berpikiran umur ratusan tahun. Dia memiliki pengalam spiritual luar biasa jika dia hidup di zaman ini. Kita melihat hidup kita sekarang, yang sudah berkumis dan berjanggut tapi masih seperti anak mimisan, seperti anak kecil yang senantiasa mengemis untuk dibelikaan yang manis-manis.
“ seandainya engakau mengetahua hakekat Tuhanmu, maka pasti kamu tidak akan membutuhkan manusia, kamu akan senantiasa bersama dengan dzatnya, dan hanya sekali-sekali membutuhkan manusia” imam alghazali
Teman yang tidak pernah tidur, walau kita tertidur, senantiasa menemani kita, walau kita sakit dia sebagai tanda cintanya  Dia terhadap kita, dialah Rab . “ aku senantiasa bersama dengan hamba yang senantiasa mengingatku(berdzikir)”Hr bukhari. Maka, jika kita telah mengerti hakekat teman yang sebenarNya,, maka pasti kita akan bergantung denganNya bukan bergantung kepada selainnya apalagi menggantungkan harapan kita  kepada  manusia yang suka ingkar janji. Jikaa kita menggantugkan harapan kita terhadap manusia, maka kitaa akan kecewa.
Makanya dalam penjelasan kitab tauhid terutama penjelasan kalimat syahadat, konsekuensi terhadapa kalimat  itu. Ada kalimat  penafian atau  pengingkaran kemudian ada kalimat penetapan.

Unismuh, 13 oktober 2012
 ringkasan kajian dari Ustd Ahmad Said LC. M.EI
Ta'lim Rutin Mesjid Al Ihsan Samping Indomode

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bagaimana Bersikap Terhadap Tuhan"