Spirit Nominous
Aku melangkah riang gembira sekaligus, kaku, malu, dan bercampur
segala macam rasa. Sore itu, matahari sudah mulai agak malu
untuk berlama-lama diatas tegak bumi, dia sudah mulai bosan untuk sementara.
Sinarnya sudah layu dan tak kuat untuk menyakiti kulit-kulit orang lemah.
Sinarnya sudah mulai meninggalkan terang
dan akan berganti dengan selaput malam disertai dengan lampion-lampion
pinggiran kota.
Aku menyusuri jalanan, gang sempit, dan jalanan yang penuh dengan
kesibukan. Melewati berkas-berkas cahaya
matahari yang sudah mulai melemah. Aku bermaksud untuk bertandang ke salah satu tempat yang masih memiliki
hubungan keluarga. Tapi aku tidak tahu apa namanya dan akupun tak pernah
mencari tahu tentang hal itu.
Aku berdiri didepan pagar besi setelah turun dari motor.
Memandangi penjual sisi kanan kiri
seakan membutuhkan barangnya untuk dibeli. Aku memberikan kode kecil berupa sms
singkat. Diapun muncul menerobos pintu kecil. Kami duduk bersaantai diruang
tamu, bercanda. Meskipun, mungkin ada rasa malu
dan sungkan terselip diantara hati kami. Tapi, kami menepis itu dengan
berbagai macam candaan. Sehingga mematikan rasa malu itu.
Ketika dia tersenyum dia kelihatan gigi susunya yang putih bagaikan
biji-biji mentimun. Wajahnya memancarkan cahaya-cahaya keindahan Tuhan. Hijabnya menimbulkan Mysthic,
misterium masulukum (misteri yang mempesona). Mungkin orang lain
menganggap dia biasa-biasa saja. Namun dibalik kesederhanaannya tersimpan
teka-teki misteri behind of the power(misteri kekuatan yang tersembunyi).aku
melihat dia memiliki mimpi yang besar. Tapi seandainya aku bisa mendapatkannya.
Aku takut tak bisa menemaninya untuk mendapatkan cita-citanya.
Aku kembali dengan menyusuri suara-suara panggilan kewajiban.
Namun, aku masih diliputi oleh ruh-ruh penasaran dalam jiwaku. Masih banyak mesti aku
bongkar,. Aku ingin lebih dekat lagi. Membelah isi hatinya dan mengambil serta
memelihara mutiara yang tersimpan didalamnya. Artinya bahwa aku sudah mulai
merasakan getaran-getaran syahdu.
Aku teringat dengan isi novel “ The Last Empress” Tzu Tshi sebagai
kaisar perempuan china pada abad ke 18 jatuh cinta kepada Yung Lu sang jenderal
muda yang gagah berani. Tzu shi menyimpan rasa cintanya selama
dua puluh tahun kerana merasa malu dighibah oleh sang kasim, para dewan,
sehingga sampai pada jurnal maka rakyatpun merasa sinis melihat keluarga
kerajaan. Sehingga diantara keduanya selalu menjaga jarak pada saat punya
kesempatan untuk mengutarakan perasaannya . sang jenderalpun ingin meyampaikan berita
duka terhadap Tzu shi, yakni pangeran Yung
Lu akan melangsungkan pernikahan dengan perempuan lain kemudian berangkat ke
tempat tugasnya di barat dimana tempat
pemberontakan terhebat yang bisa saja nyawa Yung Lu bisa tercabut.
Sudahlah, aku cuman takut bisa memendam seperti Tzu shi. Tapi, dia
tak pernah merasakan perasaan yang sama. Aku tidak pernah tahu tentang
kehidupannya. Tapi aku heran ketika aku
berbicara dengannya. Dia hanya tersenyum
ketika ada kata-kata aku yang meluncur dari sela-sela lidahku.
Perasaanku semakin membuncah ketika dia membuka account facebooknya dan melihat
kata-kata tentang profilnya. Maka, diapun memberikan koment. Aku semakin
tertarik karena dia memberikan refleksi.
Aku sengaja menuliskan ini untuknya karena memang seperti itulah
perasaanku. Dan aku tak bisa membuat penaku menari diatas kertas, jika perasaan
ini aku tersentuh. Karena jika tak tersentuh, pena ini hanya menari sendiri
namun kering dengan makna.
I HOPE YOU CAN READ IT LATER...
# # #
AKU senantiasa membayangkan bunga-bunga itu. Aku senang melihat
bunga itu mekar dipagi hari dan tersenyum disore itu. Kau senantiasa terbayang
meratapi peluh kerinduanku, melambaikan senyum
keraguan didalam dadamu. Tak bisa melihat senyummu sebagai symbol
didalam dunia maya. Tak bisa bersuara tapi menembus kedalam dadaku.
Mungkin saja kamu hanya bisa tertawa melihat tulisanku hanya
sebagai rangkaian kata-kata. Tapi kamu tak memiliki keberanian untuk keluar
dari dunia aslimu. Hanya diliputi oleh katakutan, keraguan, kecemasan, tapi tak
bisa berbuat apa-apa, hanya berangan-angan aku bisa terbang kembali
menghampirimu. Tapi kamu, selalu tinggal
didalam sangkar memandangi alam luar, melihat sebangsamu terbang
kemana-mana mereka mau. Aku tahu, kamu punya keinginan untuk belajar terbang, tapi keinginanmu
itu dikalahkan oleh rasa ketakutan.
Perasaanku sekarang hampir saja tercabut dari jiwa yang suci.
Harapanku sudah mulai kabur dengan jawaban yang tak pasti. Aku benar-benar ingin serius tapi mungkin
keseriusanku kau campakkan kedalam tong sampah laptopmu atau mungkin saja sms
itu sudah tak berbekas didalam inbox
Hpmu. Perasaan ini tak perlu aku tancapkan dalam-dalam terhadap luasnya tempat
persinggahan didalam perasaanmu. Aku harus mengenal lebih dulu. Kemana aku
harus tancapkan itu. Karena jika takkan
kulakukan hal seperti itu bisa saja, kau mencabutnya sendiri.
Kamu tahu tidak, mengapa
persaanku menghinggapi kelopakmu. Aku lakukan itu bukan karena indahnya mahkota
bunga dan dihiasi dengan benang sarimu, bukan karena spesiesmu yang spesial.
Tapi aku melihatmu dari sisi lain. Engkau banyak memiliki kelebihan yang mesti
aku lengkapi tetapi tanpa mengurangi kelebihanmu. Kelebihanmu itu tak mungkin
aku uraikan secara detail, karena aku takut engkau akan ujub terhadap dirimu
sendiri
# # #
Lama tak saling menyapa dalam dunia maya maupun yang lain seakan
diakan mengahilang dalam ingatan meskipun dia akan tetap berbekas dalam
benang-benang pikiranku. Inbox dalam facebook telah sepi dalam saling menyapa,
coment-comentnya telah hilang. Mungkin dia juga sibuk dalam kesehariannya
datang ke kampus kemudian mendengar setelah itu dia kembali berbariing diatas
kasur yang empuk tanpa memahami apa sebenarnya kuliah apakah sekedar mengikuti
tatap muka dengan dosen.
# # #
Lama tak jumpa membuat hati ini tetap bergetar mengingatmu.
Meskipun kau secara wujud tidak nampak dalam pandangan yang hina ini. Tetapi
ketika musik itu mendayu seakan wajahmu terbayang dalam setiap getaran lagu
tersebut. Aku kira engkau tak mempedulikanku, tapi engkau mungkin hannya ragu
terhadapku.
Aku sering mengajakmu tapi tak menganggapku serius. Engkau berjanji
tapi sedikit-sedikit membatalkannya. Aku tak mengerti bagaimana sebenarnya
ketetapan hatimu. Tapi sudahlah aku mengerti, mungkin juga kamu merasa malu
terhadapku karena kita sebelumya kita tidak pernah berkomunikasi tapi meskipun
dalam lingkungan yang sama. Kemarin, aku sungguh senang ketika kamu mengatakan "iya" untuk menemaniku jalan ke toko buku, aku ingin sekali mentraktirmu dengan
buku. Tapi ketika kamu mengatakan “tidak jadi”, aku agak sedikit kecewa
meskipun aku mengerti tentang keadaanmu.
Sekarang aku menunggu waktumu
yang tepat. Tapi kamu sendirilah yang menentukan, aku hanya bisa
mengajak dan tak bisa memaksa. Karena memang seperti itulah katanya cinta,
“cinta tak mesti dipaksakan, dia akan datang dan pergi dengan sendirinya tanpa
kita memintanya, kita hanya bisa merasakaan dan memperlakukannya”. Jika memang
kau menginginkan itu, cinta itu mesti dijaga, tapi ketika engkau tak
menginginkan lama tertanam dalam sanubarimu, acungkanlah dia. Tapi tau tidak,
terkadang ketika kita mengcuhkannya dia akan berbalik dan akan menyiksamu.
Mangasa, 30 Nopember 2012
Note:
іN۶ʎRUS = Nama Seseorang
NOMINOUS(latin
numen): Used to describe the power or
presence of a divinity; digunakan untuk menggambarkan sebuah kekuatan atau
keahadiran dari sebuah dewa tuhan.(wikipedia)
0 Response to "Spirit Nominous"
Posting Komentar