Selamat Datang di Guru Merdeka

Selamat Datang di Guru Merdeka

Wisuda Profesi Guru yang Inspiratif

Wisuda  Program Pendidikan Profesi Guru UNM
“Dibalik calon guru yang hebat, ada guru yang lebih hebat dibelakangnya yakni para pendidik, guru-guruku yang hebat itu”
Seperti itulah kata-kata inspirasi yang ada ketika dalam pelaksanaan Yudisium dan Wisuda  Program Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Makassar. Hari ini merupakan hari yang bersejarah buat kami yang diwisuda. Sebanyak 395 orang wisudawan dan wisudati yang dilaksanakan di Ballroom Theater Phinisi UNM. Mereka yang diwisuda dari beberapa angkatan dan program yang berbeda, yakni dari program PPG SM3T angkatan VI, V, dan IV. Kemudian dari program PPG Prajabatan Bersubsidi Angkatan I dan II.

Bagi saya wisuda ini merupakan hasil dari perjuangan yang sangat panjang. Bagaimana tidak, saya harus mengikuti ujian ini sebanyak tujuh kali ujian pengulangan dengan tertatih-tatih dan air mata. Secara akumulatif, dua tahun saya menunggu dalam proses ini. Sejak mengikuti PPG(masuk asrama) tahun 2016 kemudian selesai awal 2017. Ketika itulah ujian demi ujian kami lewati, belajar demi belajar tak pernah berhenti. Adakalanya saya menangis dalam pembaringan merenungi nasib, bahwa mungkin memang saya bodoh dan tak pantas menjadi guru. Tetapi, setiap saya patah semangat saya selalu mengatakan bahwa inilah sebuah ujian. Tuhan tidak memandang seberapa besar hasil yang saya dapatkan dari ujian ini, tapi bagaimana saya mengalami proses ujian itu. Bukankah orang beriman butuh ujian? Apalagi bagi calon pendidik.

Wisuda itu adalah acara seremonial yang sakral dalam dunia akademik. Dia diibaratkan kalau acara pernikahan, tidak lengakap acara akad nikah jika tidak ada acara pesta, begitupun dengan wisuda. Wisuda adalah pestanya bagi orang-oraang yang berbahagia karena telah melewati proses panjang dan penuh pengorbanan, dan itu harusnya diabadikan dalam bentuk seremonial. Wisuda kali ini sungguh berbeda dengan saya rasakan dengan S1(sarjana) dulu. Ketika saya membaca sumpah profesi, ketika itu air mata jatuh karena merasakan bagaimana susahnya merasakan menjadi guru professional yang diinginkan oleh Negara. Teman disamping duduk saya, tiba-tiba meminta sehelai tissue. Aku Tanya “ kenapa”? jawabnya “saya ngak bisa jawab, saya hanya membayangkan bagaimana susahnya aku memakai toga ini dan berdiri di ruangan ini”. Saya bilang “inilah proses yang akan kita kenang sampai kita punya sejarah berakhir”. Sambil dia mengusapkan tissue ke matanya, saya berfikiran setiap orang punya proses dan memaknai seremonial itu.

Baca juga Ujian, Mimpi, dan Kelulusan
“Sambutan oleh rektor Universitas Negeri Makassar” demikian kata MC. Kemudian bapak Rektor pun bangkit dari kursinya dan memberikan motivasi, semangat, dan gambaran bagaiman program guru ini kedepannya. Secara garis besar bahwa program ini masih sedikit yang bisa kita cetak dari beberapa kampus di Indonesia yang diberikan kepercayaan untuk menghasilkan guru professional bila dibandingkan dengan guru  yang pensun setiap tahunnya. Bila mau melihat rekrumetmen guru PNS itu masih jauh dari kekurangn dibandingkan dengan kebutuhan. Jika tahun ini hanya merekrut 130rb guru, maka itu hanya menjawab kekurangan tiga tahun kedepan. Itupun melabrak undang-undang guru  yang professional karena seharusnya guru yang diangkat adalah yang memiliki sertifikat pendidik atau diakui secara hukum. Namun, sekarang ini biar tidak memiliki sertifikat pendidik juga di rekrut. Maka, kedepannya adalah kalian akan diprioritaskan. Lanjutnya “Tahun depan akan ada perekrutan CPNS 150rb tenaga guru untuk memenuhi kuota di daerah 3T”. Harapanku semoga itu akan terwujud, bukan sekedar suplemen-suplemen untuk membangkitkan gairah pengabdian di daerah 3T.

Rangkaian demi rangkaian telah dilaksanakan.  Acara penutupan pun telah dibacakan. Satu demi satu mengeluarkan handphone di saku dan tas mereka. Jepret sana dan jepret sini. Kemudian, tak lama kemudian social mediaku dibanjiri dengan status-status wisuda dan tak sedikit juga yang memberika selamat dan menanyakan acara makan-makan. Saya tak ketinggalan mengambil pose dengan gaya yang berbeda. Kemudian saya menoleh kebelakang. Dua sosok yang tak asing bagi saya, dua guru saya juga ikut hadir dalam mendampingi anaknya dalam wisuda ini. Maka, saya dengan antusiasme foto bersama. Beliau adalah guru-guru kami yang turut memberikan pengaruh besar untuk  saya berdiri dipanggung wisuda itu. Ketika itu saya sadar, bahwa dibalik kesuksesan saya ini dalam bidang akademik. Tidak lain karena adanya tangan-tangan pendidik yang dingin, keras, disiplin, jujur, dan berbagai karakter yang berbeda-beda itu kemudian terpercik dalam pribadi saya. Mereka-mereka sang guru hebatku. Terima kasih guruku!


Sungguminasa, 28 Desember 2018

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wisuda Profesi Guru yang Inspiratif"