Pulang
Pulang cara terbaik mengingat masa lalu. Disana kita banyak menghabiskan waktu untuk dikenang. Terdapat malaikat yang selalu mendukung, menasehati, dan memberikan segalanya untuk lebih baik. Meskipun engkau tak bisa menjanjikan apa-apa namun harapannya selalu digantungkan kepadamu agar lebih baik darinya. Disana ada sedih, ketenangan, pertentangan tapi semua untukmu yang lebih baik.
Libur akhir tahun mengingatkan aku sepuluh tahun lalu. Jalanan ini tidak banyak yang berubah kecuali ada beberapa tambalan namun ada juga yang masih mulus untuk dilalui. Sepuluh tahun lalu, masih membekas diingatanku, diam-diam aku memakai motor suadaraku ke Makassar tanpa seizinnya karena takut tak diberikan izin. Jalan itu kutempuh untuk meyakinkan mereka bahwa saya sudah mampu berkendara sendiri. Setiap akhir semesterpun aku selalu melawati jalanan yang berliku, bertebing, licin, dan terjal. Sampai hari ini pun aku selalu melaluinya dengan rasa tak memiliki apa-apa dan kemajuan.
Sepuluh tahun lalu aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah dari beberapa saudaraku tak ada yang melanjutkan kuliah di Makassar. Aku harus membuka jalan untuk adik dan ponakan-ponakanku yang lain. Keputusanku penuh harapan, penuh mimpi, dan tujuan. Selama sepuluh tahun itupun aku masih menyimpan harapan dan tujuan itu. Sepuluh tahun itu aku melalui jalanan ini namun masih dengan keadaan yang sama. Masih status yang sama, tanpa apa-apa, pekerjaan tak menjamin. Suatu waktu, malaikat itupun berbisik, "sampai kapan kamu selesai kuliah".
Akhir tahun ini menjadi titik refleksi sepuluh tahun lalu bahwa hari ini kamu bukan siapa-siapa. Perjalanan kamu masih panjang masih banyak jalanan berliku di depan mata, ada harapan tapi masih dihalangi oleh kabut jalanan camba yang terkenal itu. Teruslah merendah, berjalan, membaca, dan merenungi perjalananmu yang panjang itu, karena kamu ada bukan untuk dikenang. Biar lah waktu yang menjawabnya ketika kamu sudah tiada, "keberadaanmu akan selalu ada meskipun entitasmu dalam bentuk yang lain" kata sartre seorang pemikir eksistensialisme. Kamu masih ingatkan, bagaimana perjalanan hidupnya Abu Hamid Al-Ghazali? Hidupnya terus belajar, mulai dari negeri piramid sampai negeri seribu satu malam, dan negeri para mullah pun dijejalnya tanpa memikirkan statusnya saat itu, dan sampai hari masih terus mewujud dalam setiap lakon insan kamil.
Sepuluh tahun lalu kamu melalui jalan ini dan masih melaluinya sampai hari ini. Beberapa hari lagi akan berganti angka tahun, mungkin waktunya kamu mereview setiap lakonmu, merivisi mimpi dan visimu, dan mereboost setiap usahamu. Jalanan masih panjang, tujuan itu semoga menjadi nyata, dan memberikan senyum pada malaikatmu. Ingat ya jalananmu masih panjang, masih dititip jabal nur, masih tersisa dua jam perjalan!
Camba, 28 Desember 2019
0 Response to "Pulang"
Posting Komentar