Gelandangan di Negeri Alasan
Ayah dan Anak tidur di emperan,
beralas koran.
Kokok ayam jantan
tak mampu membangunkan,
namun hanya klakson kendaraan.
Anak terbangun duluan.
beralas koran.
Kokok ayam jantan
tak mampu membangunkan,
namun hanya klakson kendaraan.
Anak terbangun duluan.
Dilihatnya ini pagi
sama dengan pagi
saat dia masih bayi:
jalanan itu juga,
bapaknya itu juga,
ibunya entah kemana,
pergi karena Ayah tak punya apa-apa.
sama dengan pagi
saat dia masih bayi:
jalanan itu juga,
bapaknya itu juga,
ibunya entah kemana,
pergi karena Ayah tak punya apa-apa.
Dia membaca alas tidur koran
yang bertajuk headline:
“Subsidi BBM akan diminimalkan
demi rakyat, menuju kesejahteraan.”
yang bertajuk headline:
“Subsidi BBM akan diminimalkan
demi rakyat, menuju kesejahteraan.”
“Pak, bangun! Kita punya harapan untuk tidak kere lagi!”
Ayah membuka mata perlahan,
memandang anak kecilnya yang tak pernah sarapan,
“Ah, kamu baca di koran khan?
Tentang harga BBM akan dinaikkan?
Bilang untuk kesejahteraan?
Ah, alasan!”
Ayah membuka mata perlahan,
memandang anak kecilnya yang tak pernah sarapan,
“Ah, kamu baca di koran khan?
Tentang harga BBM akan dinaikkan?
Bilang untuk kesejahteraan?
Ah, alasan!”
Ayah bangkit berdiri,
membuang koran itu ke kandang babi.
membuang koran itu ke kandang babi.
(Bekasi, 17 Juni 2013)
Norman Adi Satria
Norman Adi Satria
0 Response to "Gelandangan di Negeri Alasan"
Posting Komentar